DJABARPOS.COM, Bandung – Jalan Layang (flyover) Pasupati resmi berganti nama menjadi Prof Mochtar Kusumaatmadja pada hari ini (1/3/2022). Peresmian perubahan nama jalan ini dilakukan di halaman Kantor Inspektorat Jabar. Jalan Layang Pasupati ini merupakan akses menuju pusat Kota Bandung dari pintu Tol Pasteur. Ada beberapa fakta lainnya tentang jalan layang yang bakal berganti nama ini.

1. Dibantu Kuwait
Dikutip dari pu.go.id menyebutkan, pembangunan Jalam Layang Pasupati ini didanai pemerintah Kuwait senilai Rp 437 miliar. Proses pengerjaannya dibagi menjadi dua tahap, yakni pengerjaan cable stayed dan pembuatan jembatan layang empat jalur.

Awalnya, Jalan Layang Pasupati direncanakan digunakan untuk akses peserta Konferensi Asia Afrika. Ditargetkan rampung April 2005. Namun pengerjaannya tak sesuai target. Jalan ini mulai dibangun tahun 1998 dan sempat dipacu pengerjaannya era Presiden Megawati Soekarno Putri.

2. Diresmikan Presiden SBY
Jalan Layang Pasupati diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 12 Juli 2005. Hal ini ini tercatat pada prasasti yang ada di jalan tersebut. Beroperasi sejak 2005.

3. Jalan Layang Terpanjang Kedua di Indonesia
Dikutip dari bandung.go.id, selain menjadi ikon Kota Bandung, Jalan Layang Pasupati juga menjadi jembatan terpanjang kedua di Indonesia setelah Jembatan Suramadu. Jalan Layang Pasupati memiliki panjang sekitar 2,8 kilometer dan lebar sekitar 21,53 meter.

4. Jembatan Tanpa Kaki
Jalan Layang Pasupati memiliki keunikan tersendiri. Jalan layang ini dikenal juga sebagai jembatan tanpa kaki. Sebab, jalan layang ini ditopang oleh 19 cable stayed atau kabel pancang. Ya, bak jembatan di luar negeri.

5. Antigempa
Meski tanpa kaki, Jalan Layang Pasupati ini salah satu jembatan antigempa. Sebab, Jalan Layang Pasupati menggunakan teknologi Look Up Device (LUD). Teknologi ini merupakan perangkat khusus tahan gempa buatan Prancis.

Jembatan Pasupati adalah jembatan pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi LUD sehingga menjadikannya sebagai jembatan tahan gempa pertama di Indonesia.

6. Dinamai Flyover Pasupati

Sebelum berganti nama, jalan layang ini awalnya diberi nama Pasupati. Pasalnya, infrastruktur ini menghubungkan Pasteur dan Surapati (Nino/Dadan).

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *