DJABARPOS.COM, Jakarta – Ruang komunikasi dibuka Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas kepada para pemimpin redaksi media massa. Di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, obrolan makan siang antara Menteri Anas dan pemred media massa itu diawali dengan reformasi birokrasi tematik, capaian dan target kerja Kementerian PANRB, hingga harapan penguatan kerja sama pemerintah dengan awak media. Sebab melalui media, masyarakat tahu apa yang telah dan akan dilakukan oleh Kementerian PANRB.
“Saat ini kita fokus agar birokrasi berdampak nyata bagi masyarakat. Kami berharap kerja sama pemerintah dengan media massa semakin kuat agar masyarakat bisa teredukasi dan mengetahui apa capaian reformasi birokrasi kita,” ujar Menteri Anas, dalam kegiatan Menpanrb Sapa Media, di Jakarta, Senin (05/12/2022).
Kementerian PANRB menciptakan strategi reformasi birokrasi tematik dengan empat fokus untuk mempercepat dampak nyata birokrasi. Fokus-fokus itu adalah reformasi birokrasi untuk pengentasan kemiskinan, mendorong investasi, digitalisasi sistem administrasi pemerintahan, serta optimalisasi program prioritas presiden.
Menteri Anas memiliki cita-cita agar para aparatur sipil negara tidak sibuk dengan hal-hal administratif. Namun setiap kerja birokrasi harus bisa dirasakan oleh masyarakat. Inilah salah satunya pentingnya digitalisasi pemerintahan yang akan diperkuat terus ke depan.
Di hadapan pimpinan media massa itu, Menteri Anas menjelaskan reformasi birokrasi general dengan tematik. Sebelum adanya reformasi birokrasi tematik, pemerintah fokus pada pelaksanaan program yang luas, sehingga fokus pada masalah inti belum dapat diselesaikan dengan baik. “Dengan reformasi birokrasi tematik, semuanya fokus pada isu-isu prioritas pemerintah untuk menyelesaikan masalah utama di masyarakat seperti penanggulangan kemiskinan dan kemudahan investasi,” jelas Anas.
PNM Cimahi Tidak Profesional?
Isu strategis lain yang dibahas dalam pertemuan itu adalah mengenai penataan tenaga non-ASN, digitalisasi pelayanan publik, manajemen kelembagaan, hingga cita-cita besar mengenai kompetensi ASN berkelas dunia. Menteri Anas berharap komunikasi yang dijalin antara pemerintah dengan media ini, bisa disampaikan dengan baik dan benar sehingga masyarakat bisa menilai apa yang telah dicapai oleh pemerintah, khususnya dalam reformasi birokrasi.
Pemimpin Redaksi detikcom, Alfito Deannova Ginting menyampaikan bahwa isu mengenai ASN adalah pembicaraan tanpa titik. Artinya, isu ini tidak akan cepat berakhir. Alfito mengapresiasi ruang komunikasi yang dibuka oleh Menteri Anas. “Saya rasa perlu terus melakukan kegiatan sosialisasi dan komunikasi intensif seperti ini,” ujarnya.
Di sisi lain, Pemimpin Redaksi IDN Times, Uni Lubis mengungkapkan banyak program Kementerian PANRB yang belum diketahui oleh masyarakat. Padahal, program tersebut menyangkut hajat hidup masyarakat, terutama ASN.
Uni menilai Menteri Anas memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Terlebih, Menteri Anas bisa dibilang berhasil saat memimpin Kabupaten Banyuwangi dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). “Mudah-mudahan dengan kemampuan komunikasinya, Pak Menteri PANRB bisa mengkomunikasikan apa yang ingin disampaikan kepada publik dengan lebih baik lagi,” ungkapnya.
Apresiasi juga disampaikan Pemimpin Redaksi Kantor Berita ANTARA, Akhmad Munir. Melalui pertemuan itu, ia mendapat gambaran mengenai target dan upaya yang dilakukan Kementerian PANRB dalam membangun kinerja ASN yang profesional, kompeten, dan melayani masyarakat.
Munir menjelaskan, Kementerian PANRB memiliki tantangan besar dalam mengelola SDM arapatur di seluruh Indonesia. “Butuh kebersamaan, serta kalkulasi antara kebijakan atau regulasi dengan eksekusi yang dilakukan oleh seluruh ASN,” ungkapnya.
Pertemuan ini tidak hanya dihadiri oleh seluruh jajaran Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Kementerian PANRB. Kepala instansi paguyuban juga turut hadir, yakni Plt. Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana; Kepala Lembaga Administrasi Neagra (LAN) Adi Suryanto; Ketua Komisi ASN Agus Pramusinto; serta Kepala Arsip Nasional RI (ANRI) Imam Guntarto.
(Arsy)