DJABARPOS.COM, Jakarta – Menyusul ditetapkannya bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi pada Konferensi Umum UNESCO pada tahun 2023, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa terus menambah jumlah lema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Hal ini disampaikan oleh E. Aminuddin Aziz, Direktur Jenderal Badan Bahasa, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi X DPR RI yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 10-12 Juni 2024.
“Program yang akan dilaksanakan pada tahun 2024 adalah menambah 200.000 entri lema dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pada tahun-tahun sebelumnya, hanya 2.500 lema yang ditambahkan setiap pemutakhiran, tetapi tahun ini akan ditambahkan 80.000 lema,” jelas Aminuddin.
Lebih lanjut Aminuddin menjelaskan bahwa pengembangan leksikal dapat meningkatkan status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional melalui beberapa hal berikut. Pertama, fleksibilitas dan kemampuan beradaptasi: bahasa dengan kosakata yang kaya cenderung lebih fleksibel dan mudah beradaptasi dengan konteks dan situasi yang berbeda. Hal ini membuat bahasa Indonesia lebih mudah digunakan di berbagai bidang, seperti ilmu pengetahuan, teknologi, bisnis, dan seni.
Kedua, dalam hal keragaman ekspresi, kosakata yang kaya memungkinkan penutur untuk mengekspresikan ide, konsep, dan nuansa dengan lebih tepat dan detail. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengekspresikan konsep-konsep yang kompleks dengan lebih tepat, yang penting dalam diskusi akademis dan profesional. Terakhir, penerimaan dan pengembangan. Bahasa dengan kosakata yang besar lebih mungkin diterima dan dikembangkan di komunitas yang berbeda. Penutur bahasa lain dapat lebih mudah mengadopsi bahasa dengan kosakata besar yang memenuhi kebutuhan mereka.
Inisiatif pemerintah untuk menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional pada tahun 2045
Pemerintah, melalui Badan Bahasa, sedang menggalakkan program internasionalisasi bahasa Indonesia, dan salah satu faktor yang akan meningkatkan fungsi dan status bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional adalah promosi bahasa Indonesia di luar negeri. Bahasa Indonesia saat ini diajarkan di 54 negara melalui program Bahasa Indonesia bagi Penutur Bahasa Lain (BIPA).
Berkat sinergi yang baik antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementerian Luar Negeri, diharapkan pada tahun 2045, bahasa Indonesia akan diajarkan di 128 perwakilan Indonesia di 94 negara. Selain itu, minat perguruan tinggi luar negeri untuk membuka program studi Bahasa Indonesia juga terus meningkat: pada tahun 2023, Universitas Harvard (Amerika Serikat), Universitas Al Azhar (Mesir), Universitas Wina (Austria), Universitas Sofia (Bulgaria), Universitas Nottingham (Inggris), Universitas Negeri Moskow (Rusia) dan 86 perguruan tinggi lainnya di luar negeri. Rusia) dan 86 universitas lainnya di luar negeri yang memiliki program studi Bahasa Indonesia.
Pencapaian lain di tingkat internasional adalah penetapan UNESCO sebagai peringatan seratus tahun A.A. Nabis. Pada acara penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Direktur Jenderal UNESCO mengumumkan A.A. Nabis sebagai salah satu tokoh Indonesia yang diperingati seratus tahun kelahirannya sebagai peringatan internasional. A.A. Nabis merupakan sastrawan dan budayawan kelahiran Padang Panjang, Sumatera Barat, yang memberikan sumbangsih besar terhadap kesusastraan Indonesia dan dunia. Ia memberikan kontribusi yang signifikan terhadap peradaban. Salah satu karyanya yang paling berpengaruh adalah cerpen Robohnya Surau Kami.
Tiga program prioritas di bidang bahasa dan sastra
Dalam rapat dengar pendapat tersebut, Bapak Aminuddin juga menguraikan tiga program prioritas Badan Bahasa dan pencapaiannya. “Yakni, literasi bahasa dan sastra, revitalisasi bahasa daerah, dan internasionalisasi bahasa Indonesia.
Terkait literasi, salah satu tugas utama Badan Bahasa adalah menyediakan bacaan berkualitas di tingkat PAUD dan SD: pada tahun 2022, Badan Bahasa akan mendistribusikan 16,8 juta buku ke 20.000 sekolah. Pada tahun 2024, 21 juta buku akan didistribusikan ke 45.000 sekolah dasar dengan tingkat literasi rendah berdasarkan Asesmen Nasional Literasi (AN), dengan masing-masing sekolah menerima 600 buku. Selain itu, para guru di sekolah-sekolah dasar tersebut akan menerima pelatihan bersama dengan komunitas literasi.
Program kedua, Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD), dilaksanakan sebagai tanggapan atas kekhawatiran tentang menurunnya vitalitas bahasa daerah; pada tahun 2021, Badan Bahasa meluncurkan pola baru revitalisasi bahasa daerah dan program ini telah menunjukkan peningkatan yang sangat baik dalam hal partisipasi masyarakat dalam program perlindungan bahasa dan sastra daerah. Hal ini telah ditunjukkan. Hasil tahunan dari program ini adalah sebagai berikut: lima bahasa daerah pada tahun 2021, 39 bahasa daerah pada tahun 2022, 72 bahasa daerah pada tahun 2023, dan 93 bahasa daerah pada tahun 2024.
Terkait dengan program ketiga, yaitu internasionalisasi bahasa Indonesia, Aminuddin mengatakan, “Ini merupakan pencapaian yang luar biasa, khususnya bagi Badan Bahasa. Awalnya, berdasarkan Konferensi Bahasa Indonesia 2018, target kami adalah bahasa Indonesia menjadi bahasa internasional pada tahun 2045. Kami mempercepatnya dengan berbagai langkah, baik dengan Kementerian Luar Negeri, dengan pejabat UNESCO, maupun dengan penjangkauan ke negara-negara anggota UNESCO. Akhirnya, pada tanggal 20 November 2023, Sidang Umum UNESCO menetapkan bahasa Indonesia sebagai salah satu bahasa resmi.”
Memperkuat literasi melalui bahan bacaan berkualitas
Bapak Aminuddin menekankan pentingnya literasi bagi Indonesia. Oleh karena itu, target Badan Bahasa pada tahun 2025 adalah menyediakan bahan bacaan untuk kelas 4, 5, dan 6 sekolah dasar, serta sekolah menengah, serta buku-buku yang memenuhi kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus.
Penyediaan buku bacaan yang berkualitas, disertai dengan pelatihan dan penggunaan buku yang tepat, dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Hal ini terbukti dari temuan INOVASI. Pelatihan yang disertai dengan membaca meningkatkan kemampuan literasi siswa sebesar 8% dalam membaca dan 9% dalam keterampilan menyimak.
Dalam kesempatan RDPU tersebut, Bapak Aminuddin Aziz juga menyerahkan hasil kerja Badan Bahasa kepada seluruh anggota Komisi X DPR RI yang diterima langsung oleh Abdul Fikri Fakih, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, dan Hetifa Sujaifdian, Wakil Ketua Komisi X DPR RI.
Buku-buku yang diserahkan adalah (1) KBBI Edisi V dan Antologi Cerita Anak ASEAN yang diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa negara ASEAN sebagai inisiatif untuk mendukung diplomasi bahasa di Indonesia; (2) Zamrud Khatulistiwa, buku tentang perjalanan Sabang sampai Merauke. Merauke ke FTBI (Festival Tunas Bahasa Ibu), merupakan antologi cerita pendek dalam bahasa daerah karya para cerpenis muda yang menjadi peserta FTBI. Buku ini merupakan hasil dari praktik baik dalam pelestarian bahasa daerah yang merupakan program prioritas Badan Bahasa. (3) lomba penulisan cerita anak yang dikirim ke daerah 3T dalam rangka mengatasi darurat literasi di Indonesia; (4) tiga edisi laporan kebijakan, yaitu Edisi 1: “Arah Baru Revitalisasi Bahasa Daerah”: Edisi 2: “Bahasa dan Perubahan Iklim: untuk Masa Depan yang Lebih Baik di Indonesia”. Peningkatan Kesadaran dan Tindakan Praktis untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik’; dan (5) edisi ketiga: Memperkuat Literasi di Indonesia: Menuju Bangsa yang Maju dan Bermartabat. (Arsy)