DJABARPOS.COM, Bandung – Isu mengenai Sesar Lembang kembali mencuat dan menjadi sorotan publik setelah muncul retakan tanah di kawasan Gunung Batu, Lembang, Kabupaten Bandung Barat.

Fenomena ini menegaskan bahwa jalur sesar sepanjang 29 kilometer tersebut masih aktif dan berpotensi memicu gempa bumi besar dengan magnitudo 6,5 hingga 7 yang bisa berdampak ke wilayah Bandung Raya.

Sejumlah gempa kecil yang dirasakan warga beberapa waktu terakhir juga memperkuat tanda aktivitas Sesar Lembang belum mereda.

Para peneliti menegaskan, meski getaran ringan, fenomena ini tidak boleh dianggap sepele.

Terkini, BPBD Kota Bandung bersama tim kebencanaan melakukan peninjauan langsung ke jalur sesar pada Minggu, 24 Agustus 2025.

Hasilnya, ditemukan retakan panjang di permukaan tanah, bukti nyata adanya pergerakan tektonik di jalur tersebut.

Kepala BPBD Kota Bandung, Didi Ruswandi, menegaskan bahwa kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah.

“Retakan ini membuktikan aktivitas sesar masih berlangsung. Karena itu, kami menempatkan Sesar Lembang sebagai prioritas utama dalam mitigasi bencana,” ujarnya.

Dalam tinjauan itu, BPBD juga menggandeng peneliti BRIN, Mudrik Rahmawan Daryono, untuk menjelaskan potensi bahaya Sesar Lembang secara lebih detail.

Menurut pemodelan BRIN, jika sesar ini mengguncang, Kota Bandung diperkirakan merasakan gempa pada level MMI 8, guncangan kuat yang bisa menimbulkan kerusakan luas mengingat kepadatan penduduk yang tinggi.

Didi menambahkan, ancaman dari Sesar Lembang jauh lebih berisiko dibandingkan letusan Gunung Tangkuban Parahu.

Karena itu, Pemkot Bandung kini mempercepat langkah mitigasi, mulai dari edukasi publik hingga pelatihan kebencanaan.

“Warga Bandung Raya harus siap menghadapi kemungkinan terburuk,” tegasnya.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *