DJABARPOS.COM, Bandung – Hujan deras yang mengguyur Bandung Utara pada Rabu (14/5/2025) malam, menyebabkan banjir bandang di sejumlah wilayah Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung.
Akibat banjir tersebut, ribuan warga di dua desa yaitu Desa Citeureup dan Desa Dayeuhkolot terdampak cukup parah akibat luapan beberapa sungai, seperti Sungai Cipalasari, Cigede, dan Cikapundung.
Berdasarkan data dari Pemerintah Kecamatan Dayeuhkolot, terdapat total sebanyak 17.137 jiwa dari 5.344 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir di Desa Citeureup dan Desa Dayeuhkolot
Di Desa Citeureup, banjir melanda 3.041 KK, atau sekitar 8.197 jiwa. Sedangkan untuk banjir yang melanda di Desa Dayeuhkolot, terdapat sebanyak 2.303 KK atau sekitar 8.940 jiwa yang terdampak.
Selain itu, banjir juga merendam 4.252 rumah warga, 7 sekolah, 35 tempat ibadah, dan 3 fasilitas umum lainnya. Camat Dayeuhkolot, Asep Suryadi mengatakan, banjir itu bermula ketika hujan deras terjadi di Bandung Utara.
“Ada dua desa yang terdampak. Dua desa itu Desa Citeureup dan Desa Dayeuhkolot. Di Citeureup ada 9 RW yang terdampak, di Dayeuhkolot ada 8 RW. Ini lebih cenderung ke banjir bandang karena kiriman dari hulu,” ujarnya kepada Tribun Jabar pada Jumat (16/5/2025).
Asep mengungkapkan, air mulai naik sejak pukul 20.00 WIB. Dan sekitar pukul 22.00 WIB, air sudah masuk ke rumah-rumah warga. Di mana hal itu disebabkan tanggul tidak lagi mampu menampung debit air sungai.
“Jam 10 malam itu air sudah masuk ke rumah-rumah warga karena tanggul Sungai Cipalasari, Cigede, dan Cikapundung sudah tidak bisa menampung air. Jadi rata-rata ketinggian itu mencapai 40 sampai 70 cm,” katanya.
Lebih lanjut, Asep menjelaskan, daerah yang paling parah terkena dampak banjir ada di wilayah Pasigaran, RW 9, Desa Citeureup, yang mana tidak hanya diterjang oleh air sungai tetapi juga dipenuhi dengan sampah.
Tak tanggung-tanggung, material sampah yang terbawa arus banjir tersebut mencakup bambu, kayu, hingga alat rumah tangga. Hal itu juga, menutup akses jalan dan merusak sejumlah rumah warga.
“Airnya bawa lumpur dan sampah yang volumenya cukup besar. Akses masyarakat tertutup oleh lumpur dan sampah,” ucapnya.
Tak hanya diterpa banjir pada Rabu malam, Jumat (16/5/2025) dini hari juga, air dari luapan beberapa sungai sempat terjadi di Kecamatan Dayeuhkolot. Namun, debit air yang masuk ke pemukiman warga tidak besar.
“Tadi pagi memang sempat naik, tapi volumenya tidak terlalu besar. Tidak seperti kemarin (Rabu malam). Ada beberapa tanggul yang disinyalir memang berdekatan dengan jembatan. Ada tanggul yang pendek yang perlu ditinggikan juga,” ujarnya.
Untuk menanggulangi dampak tersebut, jajaran pemerintahan dan warga melakukan kerja bakti besar-besaran. Aksi tersebut melibatkan kecamatan, desa, forkopimcam, dan tokoh masyarakat.
“Karena volumenya besar, susah kalau hanya dengan tenaga warga. Alhamdulillah kita dibantu beko kecil dari PUPR, BPBD juga kirim tim ke lapangan, dan Damkar bantu dengan mobil semprot. Sampai malam kita bersihkan akses jalan, ” ucapnya. (Nino)