Iklan Djabar Pos

GeNose mampu lakukan 100 ribu tes untuk skrining COVID-19

GeNose sudah mendapat izin edar dari Kementerian Kesehatan dan sudah diuji validitasnya terhadap tes berbasis PCR pada hampir 2.000 sampel.
GeNose memiliki tingkat akurasi 93-95 persen dengan sensitivitas 89-92 persen dan spesifitas 95-96 persen.
“Karena GeNose ini menggunakan pendekatan yang namanya kecerdasan artifisial maka mesin ini akan selalu memperbaiki akurasi dari pemeriksaan jadi semakin banyak dipakai semakin akurat dan selalu di-update oleh tim dari UGM yang merupakan penemu dari mesin GeNose ini,” ujar Menristek.
Distribusi GeNose dikelola oleh PT Swayasa Prakarsa dengan harga eceran GeNose tertinggi (HET) yaitu sebesar Rp 62 juta per unit (belum PPn).

Menristek Bambang menuturkan GeNose digunakan sebagai alat penapisan (screening) COVID-19 dan bukan menggantikan tes PCR karena tes PCR tetap menjadi gold standard untuk diagnosis COVID-19.

Iklan Djabar Pos

“Justru GeNose ini tujuannya adalah skrining untuk memisahkan mana yang ‘boleh naik kereta’, mana ‘yang kalau dia positif’ maka harus dilakukan langsung pemeriksaan tes PCR sesudah itu,” tuturnya.
Menurut Menristek, GeNose bisa menjadi pengganti yang jauh lebih baik daripada thermometer gun sehingga ketika penumpang naik kereta sudah dalam kondisi relatif bebas dari paparan virus corona penyebab COVID-19.

“Kami harapkan GeNose ini akan bermanfaat bagi upaya kita di satu sisi menjaga protokol kesehatan dengan tetap menerapkan 3M tetapi di sisi lain kita juga mulai mendorong adanya pemulihan ekonomi,” ujar Menristek.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *