DJABARPOS.COM, Bandung – Gunung Eweranda yang berada di Kabupaten Garut, Jawa Barat akhir-akhir ini jadi perhatian netizen. Pasalnya, nama gunung tersebut berkonotasi negatif. Kata Eweranda dalam bahasa Indonesia berarti bercinta dengan janda. Orang Sunda bilang namanya jorang atau jorok.

Gunung Eweranda merupakan nama gunung yang berada di Desa Mekarwangi, Kecamatan Sukawening, Kabupaten Garut.

Untuk menuju ke lokasi, dari terminal Guntur Anda bisa naik angkot menuju Sukawening. Dari sana Anda bisa melanjutkan perjalanan dengan menggunakan jasa ojek. Jarak tempuh dari pusat kota Garut menuju Gunung Eweranda hanya sekitar 45 menit.

Asal Usul Nama Gunung Eweranda Garut
Mengutip dari berbagai sumber, konon pada zaman dahulu kala terdapat seorang janda yang hidup sendirian. Ia tinggal di lereng gunung. Sehari-hari ia bercocok tanam di gunung tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Berbagai jenis tanaman ia tanam tanpa bantuan siapapun. Karena kegigihannya orang-orang kemudian menjuluki gunung tempat janda tersebut bercocok tanam dengan sebutan Eweranda.

Kata ‘ewe’ di sini bukan merujuk pada hubungan suami istri di ranjang, namun merujuk pada kata ‘awewe’ alias perempuan. Sehingga kata eweranda berarti seorang janda perempuan.

Pepep DW penulis buku Gunung dan Manusia mengungkapkan, Gunung Eweranda yang sudah ada dalam peta zaman Hindia Belanda dalam bahasa Sunda tidak bermakna vulgar.

“Dalam kosakata bahasa Sunda, Gunung Eweranda berasal dari istilah ‘ewer’ yang berarti ‘ngambay’ serta ‘anda’ yang berarti ‘poek’ atau gelap,” katanya mengutip dari unggahan Instagram pepep.dw.

Pendapat berbeda datang dari pegiat budaya asal Ciamis Ricky Andriawan Mardjadinata. Riki menyebut penamaan Eweranda pada gunung di Kabupaten Garut merupakan sebuah siloka (ungkapan dalam bentuk simbol atau metafora, red). Sama sekali tidak bermakna jorang (jorok).

“Randa itu janda, perempuan. Sementara ewe atau kawin adalah perkawinan dengan lawan jenis. Biasanya nama tempat dengan simbol perempuan berkaitan dengan kekayaan atau perhiasan dunia. Bisa jadi kekayaan alamnya. Biasanya kandungan mineral dan lain sebagainya,” jelasnya.

Komentar Netizen tentang Gunung Eweranda Garut
Sementara itu mengutip obrolan netizen di grup Sajarah Sunda terkait penamaan gunung Eweranda ada yang menyebut, Eweranda tersebut berarti nikah dengan janda.

“Tah eta saur urang Bandung mah bahasa teh garihal, tau payus di ucapkeun tapi ayn bahasa teh sae da ngandung hartos Nikah ka Randa (Tah kata orang Bandu itu bahasa kasar, gak pantas, tapi sekarang bahasa itu teh bagus mengandung arti nikah dengan janda),” tulis akun Akang Entis Sukandar, 11 Januari 2019 lalu.

Sementara akun Engking Tohaga menerangkan, kata Ewe pada zaman dulu diartikan kawin atau istri.

“Kecap Ewe baheula mah bisa diartikeun Kawin (Nikah) Isteri (Bini/wife). Kami pernah ditanya ku Urang Kulon kiu ‘Ka geus Ewe, Ewena ayeuna di mana? (Kak udah kawin/nikah, istrinya sekarang di mana?” tulis akun Engking Tohaga.

Terkait asal-usul nama gunung Eweranda Garut, akun Faizal Hasbi juga menerangkan bahwa menurut bahasa ewe sama dengan kawin dan randa sama dengan janda.

“Mun nurut tatabahasa ewe=kawin, randa = janda. Mun nurutkeun carita kolot, kapungkur di dinya aya randa nu ngebon. Disebat weh ewe randa nu hartosna ewe = awewe randa = janda. Tapi duka tah kapungkurna aya kajadian naon.”

“Kalau menurut tata bahasa ewe = kawin, randa = janda. Kalau menurut cerita orang tua, dulu di sana (gunung Eweranda) ada janda yang membuka kebun. Disebut ewe randa artinya perempuan janda. Tapi tidak tahu dulu ada kejadian apa”,” tulis akun Faizal Hasbi.(Ade Suhendi/Doni)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *