DJABARPOS.COM, Garut – Suhu politik jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Garut, semakin memanas dengan beredarnya pesan bernada ancaman terhadap para aktivis melalui aplikasi WhatsApp.
Pesan bernada intimidasi itu menyasar beberapa aktivis yang vokal menyuarakan pentingnya transparansi dan netralitas dalam proses Pilkada.
Para aktivis mengaku, mereka menerima pesan yang mengingatkan agar tidak “mengganggu” atau “mencampuri”.
“Kami hanya ingin Pilkada Garut berjalan jujur dan bersih, tapi ancaman seperti ini justru membuat suasana semakin tidak kondusif,” ujar salah satu aktivis yang enggan disebutkan namanya demi alasan keamanan.
Aktivis lain yang menerima pesan serupa menyatakan bahwa ancaman itu tidak hanya ditujukan kepada individu, tetapi juga kepada kelompok pemantau Pilkada di Garut. Situasi ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan pegiat demokrasi lokal.
Berbagai elemen masyarakat pun menyerukan agar Pilkada Garut berjalan dengan aman dan bebas dari tekanan.
Masyarakat berharap semua pihak, termasuk para calon kepala daerah dan pendukungnya, menjaga sikap demokratis dan saling menghormati peran aktivis yang berupaya mengawal proses pemilihan demi kebaikan bersama.
Isi pesan bernada intimidasi yang dikirim dari nomor 085282802817:
“Heh maneh jeung aktivis-aktivis bodong nu lain, nu sok idealis tong sok ngaganggu urusan Batur, sok sok ngaramekeun soal Beas,
(Heh kamu dan aktivis-aktivis bodong yang lain, yang sok idealis jangan ganggu urusan orang, sok sok reseh soal beras)
Sia teu nyaho urusan jeung saha, lamun harayang duit para aktivis teh ulah sok ngaganggu,
(Kamu gak tau urusan sama siapa? Kalo mau duit para aktivis jangan suka ganggu)
Urang nyaho maraneh butuh duit, sok tentukeun sabaraha?,
(Saya tau kalian butuh duit, tentukan berapa?)
Bejakeun KA balad2 maneh NU lain, geus tarimakeun ulah sok ngarame2,
(Kasitau ke teman-teman kamu yang lain, udah terima aja jangan reseh)
Tinggal pilih rek merapat atawa cilaka mararaneh!
(Tinggal pilih mau merapat atau celaka kalian!) (Agus Sambas)