DJABARPOS.COM, Kuningan – Pangdam III/Siliwangi Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo didampingi Irdam III/Slw dan para Asisten Kasdam III/Slw mengikuti acara pengarahan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Dudung Abdurachman kepada Prajurit Bintara Otsus melalui video conference, di SDN 2 Tugumulya Kuningan, Kamis (9/6/2022).
Bintara Otsus ini adalah lulusan seleksi Calon Bintara Otonomi khusus orang asli Papua, yang berjumlah 960 orang yang didik terbagi di 4 Rindam jajaran TNI Angkatan Darat, Rindam III/Siliwangi 330 orang, Rindam IV/Diponegoro 240 orang, Rindam V/Brawijaya 260 orang, Rindam Jaya 130 orang dan 40 Wanita di Pusdik Kowad Bandung.
Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) dalam arahannya menyampaikan bahwa, para Bintara Otsus akan dikembalikan ke daerah asal Papua untuk melaksanakan tugas sebagai organik, yang nantinya akan memberikan pelajaran kepada masyarakat Papua dengan berbekal pengalaman selama tugas di pulau jawa, yang penuh dengan keharmonisan dan tidak membeda-bedakan satu sama yang lain.
“Implementasikan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, serta 8 wajib TNI, pegang teguh dalam kehidupan sehari-hari, terutama 8 wajib TNI, kalian harus berikap ramah tamah terhadap rakyat, bersikap sopan santun terhadap rakyat, sopan kepada siapapun dan menjunjung tinggi kehormatan wanita, jaga kehormatan diri di muka umum. Kalian sebagai Prajurit setiap langkah dan tindakan menjadi perhatian masyarakat,“ tegasnya.
Kesempatan yang sama, Pangdam III/Slw memberikan arahannya kepada 326 orang Bintara Otsus yang melaksanakan pendidikan dan OJT di Kodam III/Slw, yang sedang mengikuti pengarahan Kasad melalui vikon di Graha Tirta Siliwangi Jl. Lombok No. 20 Kota Bandung. Pangdam mengatakan para Bintara Otsus telah membangun dengan 1 bahasa, yaitu bahasa persatuan, jadi manfaatkan metodologi media dalam melaksanakan tugas, sampai para Bintara Otsus diakui oleh wilayahnya masing-masing.
Lebih lanjut, Pangdam meyakini selama 1 tahun Bintara Otsus berada di daerah Kodam III/Slw, dengan tipologi masyarakat sunda, akan mempunyai empati, simpati, toleransi serta keterampilan yang nantinya dapat diimplementasikan dalam pembinaan teritorial di tempat tugas.
“Metode kalian dalam teritorial ini metode paling keren, paling mutakhir, paling hebat, senjata adalah jalan terakhir. Kemampuan utama adalah intelektualitas kalian, pendampingan untuk meyakini saudara kita di sana adalah jawaban,” Pungkasnya (Arsy).