DJABARPOS.COM, Subang – Gubernur Jawa Barat terpilih Dedi Mulyadi sindir bantuan dana hibah untuk organisasi seperti KNPI Jabar yang mendapat hibah sebesar Rp5,5 miliar, Pramuka Rp 4,8 miliar tapi organisasi seperti NU (Nahdatul Ulama)  jauh di bawah itu, Persis Rp500 juta, Muhammadiyah Jabar pun tidak dapat.

Dalam kanal Kang Dedi Mulyadi Channel saat bertemu dengan pejabat Pemprov Jabar, Dedi Mulyadi menyebut, anggaran hibah untuk organisasi itu harus proporsional.

“Mari kita, anggaran ini (hibah) tidak  pendekatan politik tapi pendekatan proporsionalitas. Saya sih ingin objektif,”ujarnya.

Dedi menekankan, jangan sampai kegiatan (yang diberi hibah) itu jadi kegiatan rutin setiap tahun dan akhirnya orang (pengurus) jadi bekerja di organisasi itu.

“Ya bekerja teh, hidup dari honor organisasi. Saya wakil ketua rutin tiap bulan dapat honor Rp2,5 juta. Kalau kena nya orang yang ga punya kerjaan (dapat honor rutin. Kalau kena nya (pengurus) pejabat kaya saya taruh lah gubernur jadi pengurus organisasi apa, tiap bulan dapat honor Rp3 juta, ngapain?” sindir Dedi.

“Jangan jadi pegawai di organisiasi itu. (Jadi hibah itu) harus proporsional kegiatan dan apa orientasi dari hibah, baca aja undang-undangnya, hibah itu apa peruntukannya,” sambungnya.

Dedi juga mengatakan, itu juga harus ada rasio jumlah anggotanya.

“Kaya Muhammadiyah, karena bager malah ‘teu dibere’ (ga dikasih hibah),” ucapnya sambil tertawa.

Dedi juga meminta proses pemberian hibah pada organisasi harus ada analisa output, outcome nya apa dari hibah itu.

“Nanti dampak nya kalau anggaran hibahnya gede, orang akan rebutan jadi ketua,” sindir Dedi lagi.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *