DJABARPOS.COM, Malang – Sebagai upaya untuk selalu menumbuhkan dan meningkatkan kesadaran terhadap keamanan siber, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) menyelenggarakan Anugerah Bug Bounty 2024 pada 29 Agustus 2024 di Gedung Samantha Krida, Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur.
Anugerah Bug Bounty 2024 merupakan puncak dari rangkaian pelaksanaan Kompetisi Bug Bounty yang merupakan ajang kompetisi bagi Bug Hunter di kalangan insan pendidikan yang terdiri dari pendidik (dosen dan guru) dan peserta didik (siswa dan mahasiswa) dalam mencari celah keamanan dan memastikan celah tersebut dapat dieksploitasi pada sebuah sistem target yang telah disepakati antara pemilik layanan dan Bug Hunters.
Kompetisi Bug Bounty merupakan kompetisi tahunan yang diselenggarakan pertama kali pada tahun 2022 dengan mengacu pada kerangka kerja standar keamanan siber OWASP _(Open Web Application Security Project)_ TOP 10 2021.
Bug Bounty 2024 mengusung tema _“Security Starts with You”_ yang menekankan pentingnya partisipasi aktif individu dalam menumbuhkan kesadaran terhadap keamanan informasi serta mengimplementasikan budaya keamanan informasi dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di kalangan insan pendidikan.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti, dalam sambutannya mengungkapkan bahwa Bug Bounty ini tidak hanya dijadikan sebagai sebuah ajang kompetisi saja, namun juga sebagai sebuah gerakan untuk terus meningkatkan kesadaran dan budaya keamanan informasi di lingkungan Kemendikbudristek, serta untuk menciptakan ekosistem bagi tumbuhnya talenta-talenta keamanan informasi di Indonesia.
Kompetisi Bug Bounty 2024 sudah dilaksanakan sejak bulan Juni sampai dengan Agustus dengan menyajikan 25 sistem elektronik yang diselenggarakan oleh satuan-satuan kerja di lingkungan Kemendikbudristek sebagai target dan diikuti oleh 1597 peserta yang terdiri dari 272 siswa, 756 mahasiswa, 471 guru, dan 98 dosen.
Melalui Kompetisi Bug Bounty, Suharti menyampaikan perlunya dukungan dari seluruh satuan kerja di lingkungan Kemendikbudristek agar tercipta kesadaran dan budaya keamanan informasi. “Mari kita semua sebagai insan pendidikan Indonesia bersama-sama menumbuhkan dan terus meningkatkan kesadaran keamanan informasi atau keamanan siber mulai dari diri kita sendiri,” ujar Suharti.
Lebih lanjut, Suharti berharap agar ajang ini akan terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi kesadaran keamanan informasi/siber di lingkungan Kemendikbudristek. “Saya juga berharap agar Anda semua bisa menjadi agen perubahan untuk mengampanyekan kesadaran keamanan informasi/siber, serta membangun komunitas belajar di Platform Merdeka Mengajar,” ujar Suharti.
Kepala Pusdatin, Yudhistira Nugraha, mengatakan implementasi sistem pemerintahan berbasis elektronik telah membawa dampak besar dalam dunia pendidikan, termasuk aspek keamanan informasi, “Melalui program Bug Bounty ini, kami berusaha memastikan bahwa keamanan sistem elektronik pendidikan kita tetap terjaga dengan baik, sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan lancar dan aman,” ujar Yudhistira.
“Saya berharap bahwa Ajang Bug Bounty dapat dijadikan sebagai tumpuan bagi teman-teman untuk mengasah kemampuan serta bagaimana memastikan sistem elektronik yang kita kelola itu andal, aman, dan bertanggung jawab,” ungkap Yudhistira.
Dalam Anugerah Bug Bounty 2024, Kemendikbudristek memberikan penghargaan kepada 12 pemenang yang dibagi menjadi empat kategori, yaitu kategori siswa, mahasiswa, guru, dan dosen. Para pemenang diharapkan bisa menjadi agen perubahan untuk mengampanyekan pentingnya keamanan siber.
Rangkaian acara diisi dengan seminar yang bertajuk “Keamanan Siber: Tantangan dan Peluang di Era Digital” yang bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya perlindungan data pribadi di era digital serta menyoroti peluang karier yang menjanjikan di bidang keamanan siber.
*ManggalaEdu, wadah para Manggala Siber di bidang pendidikan.*
Anugerah Bug Bounty sudah memasuki tahun ketiga sehingga tidak hanya sekadar sebuah ajang kompetisi, melainkan menjadi sebuah gerakan untuk meningkatkan kesadaran dan literasi keamanan siber di kalangan pendidik dan peserta didik untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi tumbuhnya talenta-talenta keamanan siber di Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, turut diluncurkan ManggalaEdu, platform yang menjadi wadah bagi para Manggala Siber di bidang pendidikan. Platform ini berfungsi sebagai tempat pembelajaran, berbagi pengetahuan, dan berkolaborasi dalam menghadapi tantangan keamanan siber yang terus berkembang.
“Saat ini kami juga sedang mengembangkan ekosistem yang lebih luas, di mana peserta-peserta Bug Bounty dapat masuk ke dalam ekosistem ManggalaEdu,” ungkap Yudhistira. (Arsy)