DJABARPOS.COM, Jakarta – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, menerima kunjungan kehormatan dari Presiden SEAMEO Council sekaligus Menteri Pendidikan Filipina, Juan Edgardo “Sonny” Angara, di Gedung Kemendikdasmen, Jakarta, Rabu (10/4). Keduanya membahas strategi penguatan kerja sama bilateral di bidang pendidikan.

Menteri Mu’ti menyoroti pentingnya pertemuan ini untuk memperkuat posisi Indonesia di SEAMEO serta memperluas partisipasi dalam program-program pendidikan regional.

“Indonesia sudah berkontribusi dalam berbagai program SEAMEO. Kami ingin meningkatkan partisipasi dalam program-program mendatang,” ujarnya.

Selain itu, ia menekankan pentingnya menjalin kolaborasi antarlembaga untuk mengoptimalkan hasil dari kerja sama tersebut.

Program MBG Jadi Sorotan Positif

Sementara itu, Presiden SEAMEO Council, Juan Edgardo, memuji program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang tengah dijalankan Pemerintah Indonesia. Ia menilai program ini berdampak langsung terhadap kesehatan dan prestasi belajar siswa.

“Kami sangat menghargai enam kebijakan prioritas Kementerian. Banyak hal yang bisa kami pelajari dari Indonesia,” ucap Angara.

Di sisi lain, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Tatang Muttaqin, menyatakan ketertarikan Indonesia untuk mencontoh Filipina dalam membangun kolaborasi antara lembaga pendidikan dan sektor pertanian.

“Kami ingin belajar dari pengalaman Filipina dalam mengembangkan pendidikan kejuruan di bidang pertanian dan maritim,” ujarnya.

Perluas Akses Pendidikan di Wilayah Terpencil

Lebih lanjut, Menteri Mu’ti menekankan pentingnya kerja sama lintas batas, terutama di wilayah perbatasan seperti Sulawesi Utara yang berdekatan dengan Filipina. Menurutnya, kolaborasi ini dapat memperluas akses dan meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.

Sebagai bagian dari strategi nasional, Mendikdasmen juga memaparkan rencana peluncuran “Gerakan Numerasi”. Gerakan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung masyarakat secara menyeluruh.

“Pencapaian numerasi kita masih rendah. Oleh karena itu, kita bisa menjajaki kemitraan dengan negara anggota SEAMEO untuk memperbaiki hal ini,” tambahnya.

Tak hanya itu, diskusi turut membahas regulasi penggunaan gawai dan media sosial oleh siswa. Menteri Mu’ti mengungkapkan bahwa Indonesia baru saja menerbitkan kebijakan baru untuk mengatur penggunaan perangkat digital di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Presiden Angara menyatakan bahwa Filipina juga tengah mengevaluasi kebijakan serupa, dengan merujuk praktik dari negara lain seperti Australia dan Swedia.

Secara keseluruhan, pertemuan ini menegaskan komitmen kedua negara untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan pendidikan di kawasan. Fokus kolaborasi mencakup peningkatan literasi, pengembangan pendidikan vokasi, dan pemerataan akses pendidikan.

Pertemuan ini juga dihadiri oleh jajaran pejabat tinggi Kemendikdasmen serta perwakilan dari SEAMEO. Mereka menyatakan pentingnya kerja sama regional dalam menciptakan sistem pendidikan yang inklusif dan berdaya saing. (Arsy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *