DJABARPOS.COM, Banyumas – Pemerintah menegaskan kembali komitmennya untuk memberikan layanan pendidikan yang bermutu bagi seluruh anak Indonesia, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus. Visi besar Pendidikan Bermutu untuk Semua menjadi arah utama Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam memastikan bahwa setiap anak, tanpa kecuali, mendapat haknya sebagai warga negara.

“Anak-anak berkebutuhan khusus itu adalah tanggung jawab kita semua untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik agar mereka tumbuh menjadi anak-anak yang hebat. Oleh karena itu, kami di kementerian berusaha untuk memberikan layanan pendidikan yang inklusif,” tegas Abdul Mu`ti, dalam kunjungannya ke SLB Aisyiyah Al-Walidah, Banyumas, Jawa Tengah, Minggu (20/4).

Makna Pendidikan Inklusif Menurut Mendikdasmen

Ia menambahkan bahwa inklusivitas bukan hanya soal menerima keberagaman di ruang kelas, tetapi juga tentang memastikan setiap anak mendapat layanan sesuai kebutuhannya. Menurutnya, pendidikan inklusif memiliki dua makna penting. Pertama, semua anak apapun latar belakang, kondisi fisik, atau agamanya dapat belajar di tempat pendidikan yang sama. Kedua, layanan pendidikan inklusif dapat memberikan perhatian dan pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak.

Selain itu, ia menekankan bahwa makna inklusif tidak bisa berhenti pada aspek kebijakan, tetapi harus benar-benar diterapkan dalam praktik pendidikan di lapangan.

Terkait hal ini, Mendikdasmen mendorong semua sekolah, baik negeri maupun swasta, untuk memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak berkebutuhan khusus.

“Sekolah-sekolah kita ini harus kita dorong agar memberikan layanan pendidikan kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus,” tegasnya. Oleh sebab itu, kementerian terus melakukan pendampingan dan penyediaan sumber daya agar sekolah mampu mewujudkan lingkungan belajar yang inklusif.

Tiga Alasan Pentingnya Pendidikan Inklusif

Abdul Mu`ti juga menjelaskan tiga alasan utama mengapa pendekatan inklusif sangat penting dalam sistem pendidikan nasional:

  1. Interaksi sosial: Anak-anak berkebutuhan khusus dapat berinteraksi dengan teman sebaya untuk meningkatkan kepercayaan diri.
  2. Penumbuhan empati: Anak-anak lain belajar untuk menerima dan memahami keberagaman sejak dini.
  3. Pelayanan sesuai kebutuhan: Sistem inklusif memungkinkan pendidikan yang lebih tepat sasaran.

Bahkan, pendekatan ini dianggap sebagai fondasi penting untuk membangun masyarakat yang lebih inklusif dan adil di masa depan.

Sementara itu, SLB Aisyiyah Al-Walidah telah menjadi salah satu contoh praktik pendidikan inklusif yang berhasil sejak berdiri pada 2017. Sekolah ini menyelenggarakan tiga jenjang pendidikan SDLB, SMPLB, dan SMALB dengan total 168 siswa yang terdaftar di Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

“Mereka, anak-anak berkebutuhan khusus, adalah anak-anak bangsa. Mereka butuh layanan pendidikan seperti kita,” ujar Umi Salamah, penyelenggara SLB Aisyiyah Al-Walidah.

“Inilah pesan yang hendaknya menjadi landasan untuk kita bergerak bersama-sama, agar anak-anak berkebutuhan khusus dapat menerima layanan pendidikan terbaik dan tumbuh menjadi generasi Indonesia yang berperan serta dengan kemampuan yang mereka miliki,” pungkas Abdul Mu`ti.

(Arsy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *