Namun dewi fortuna lebih memilih anak-anak Medan untuk mengangkat trofi bergengsi tersebut dengan Ponirin yang berhasil menepis sepakan Robby Darwis sebagai penendang kelima. Sementara itu, Sobur gagal menahan bola sepakan Mamek Sudiono. Tendangan Mamek membawa Ayam Kinantan juara Perserikatan untuk yang keenam kalinya.
Malam itu, menjadi malam yang menyenangkan untuk para supporter PSMS dan warga Medan. Berbagai selebrasi pun dilakukan oleh para Supporter PSMS, misalnya dengan puluhan kendaraan yang ditumpangi fans Ayam Kinantan, mereka berkeliling kota Medan dengan yel-yel “Hidup PSMS, Hidup Ayam Kinantan”, “Selamat Jadi Juara”, “Horas Medan, Horas PSMS” dan ada pula di antaranya dengan jingkrak-jingkrak di jalanan, pawai becak dll.
Untuk sebuah tambah, kapasitas stadion Senayan yang terbatas kemudian diisi oleh 150.000 ribu penonton itu menyebabkan pertandingan terhenti selama 20 menit karena penonton yang meluber hingga ke pinggir lapangan. Dalam buku AFC terbitan 1987, pertandingan itu ditandai sebagai pertandingan terbesar dalam sejarah pertandingan amatir di dunia.
Adapun pemain dari kedua tim pada laga final 1985 itu ialah;
PSMS Medan: Ponirin Meka, Nirwanto, Hamdardi, Suheri, Sunardi A, Sakum Nugroho (RS Bangga Gultom), Musimin, Hadi Sakiman, Amrustian, Sunardi B (c), M. Sidik (Mamek Sudiono).
Persib Bandung: Sobur, Suryamin, Dede Iskandar, Robby Darwis, Adeng Hudaya (c), Ajat Sudrajat, Kosasih, Sukowiyono, Suhendar (Yana Rosdiana), Iwan Sunarya, Wawan Karnawan (Dedek Rosadi).**
Sumber: Libero.id
PERSIB nu AING…!!!