DJABARPOS.COM, Jakarta — Komjen Dedi Prasetyo resmi menjabat sebagai Wakapolri menggantikan posisi Irwasum. Penunjukan ini tercantum dalam Surat Telegram bernomor ST/1764/VIII/KEP./2025 tertanggal 5 Agustus 2025 yang ditandatangani langsung oleh AS SDM Polri, Irjen Anwar.

Tak hanya dikenal sebagai jenderal berbintang tiga, Komjen Dedi juga memiliki reputasi akademik yang luar biasa. Ia menyandang gelar profesor dan menjadi satu-satunya perwira tinggi Polri yang telah menulis lebih dari 30 buku tentang kepolisian.

Jejak Akademik dan Gelar Mentereng

Lahir di Magetan, Jawa Timur, pada 26 Juli 1968, Dedi merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1990. Ia melanjutkan pendidikan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) dan lulus pada 1999. Kariernya kemudian melesat dari Kalimantan Tengah hingga berbagai penugasan strategis di kepolisian.

Pendidikan formalnya pun mengesankan:

Sarjana Hukum – Universitas Mayjen Sungkono, 2007

Magister Humaniora – Universitas Gadjah Mada, 2009

Doktor Ilmu Sosial – Universitas Brawijaya, 2013

Magister Manajemen – Universitas Terbuka, 2015

Dedi kini tercatat sebagai dosen tidak tetap di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) dengan jabatan Profesor Ilmu Kepolisian.

Karier Lengkap: Dari Polsek hingga Wakapolri

Dedi mengawali karier sebagai Perwira Pertama di Polda Jawa Timur. Ia pernah menjadi Kapolsek Deket, Lamongan; Kapolres Lumajang; hingga Kapolda Kalimantan Tengah. Sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Kadiv Humas Polri, Asisten SDM Kapolri, dan Irwasum Polri sebelum akhirnya dipercaya sebagai Wakapolri.

Penghargaan dan Peran Strategis

Komjen Dedi meraih penghargaan dari Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) pada 2024 sebagai satu-satunya perwira tinggi Polri yang menulis buku terbanyak. Ia juga dipercaya menjadi Kasatgas Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pengawas gugus tugas ketahanan pangan di tubuh Polri.

Dengan rekam jejak akademik yang langka di kalangan petinggi kepolisian, Dedi tak hanya hadir sebagai sosok penegak hukum, tapi juga intelektual strategis. Tak berlebihan jika publik menyebutnya: Polisi rasa Profesor. (Arsy)

By Arsy 80

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *