DJABARPOS.COM, Bandung – Rencana Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk mengaktifkan kembali jalur kereta api yang terbengkalai di berbagai wilayah dinilai baik namun sarat tantangan. Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata, menegaskan bahwa semangat saja tidak cukup untuk reaktivasi jalur KA di Jabar ini.

Butuh komitmen nyata dan anggaran besar agar wacana tersebut tidak berakhir hanya sebatas retorika. “Mengaktifkan kembali jalur rel di Jawa Barat bukan sekadar semangat, namun perlu tekad yang kuat dan anggaran yang cukup. Oleh sebab itu, perlu dukungan anggaran yang pasti. Jika menggunakan APBD, pasti tidak mencukupi,” ujar Djoko, Rabu (23/4).

Ia juga mengingatkan bahwa tidak bisa mengandalkan sektor swasta untuk proyek reaktivasi ini. Investasi membangun rel sangat mahal dan tidak cukup hanya membangun prasarana seperti jalan tol.

Dalam moda kereta api, pemerintah juga harus menyiapkan sarananya serta menjamin dukungan operasional. Tanpa itu, investor swasta akan enggan terlibat.

“Pemerintah pusat saja saat ini sedang melakukan efisiensi, bahkan anggaran Kementerian Perhubungan dipotong lebih dari 50 persen. Lalu, apakah mungkin reaktivasi jalur kereta bisa terwujud di tengah minimnya dana seperti ini?” tambahnya.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat itu juga menyoroti aspek sosial dari reaktivasi jalur lama. Banyak stasiun dan jalur rel kini telah menjadi permukiman warga.

Oleh karena itu, reaktivasi membutuhkan koordinasi dengan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman agar warga terdampak bisa direlokasi ke tempat tinggal baru yang tetap terhubung dengan pusat ekonomi. “Semoga reaktivasi jalan rel di Jawa Barat terwujud, tidak sekedar omon-omon belaka,” pungkas Djoko.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengungkapkan rencana besar untuk menghidupkan kembali jalur-jalur kereta api lokal di Jawa Barat yang saat ini mati suri. Untuk mengaktifkan jalur-jalur itu, anggaran yang dibutuhkan mencapai Rp 20 triliun.

Rencana ini mencakup reaktivasi setidaknya lima jalur kereta lama serta beberapa pengembangan jalur baru yang terintegrasi dengan kawasan industri dan wilayah strategis lainnya. “Kalau berdasarkan data, nanti kita buat detail desain-nya, total pembiayaan kurang lebih sekitar Rp 20 triliun, termasuk jalur KRL,” ujar Dedi saat menyampaikan hasil rapat bersama Kementerian Perhubungan dan PT KAI yang diunggahnya di Instagram @dedimulyadi71, Selasa (15/4).

Dedi menyebut, beberapa jalur yang akan direaktivasi di antaranya Bandung–Ciwidey, Garut–Cikajang, Cipatat–Padalarang, Rancaekek–Tanjungsari, dan Banjar–Cijulang. Jalur-jalur ini sempat mati suri selama bertahun-tahun dan kini direncanakan untuk kembali menghubungkan wilayah-wilayah penting di Jawa Barat.(**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *