DJABARPOS.COM, Bandung – Peta politik menuju pertarungan di pemilihan presiden (Pilpres) 2024 semakin menarik.

Terutama setelah PDI Perjuangan mengumumkan jagoannya Ganjar Pranowo sebagai capres dari partai berlambang kepala Banteng tersebut.

Siapa yang bakal dipersiapkan mendampingi Ganjar masih ditunggu-tunggu.

Teranyar, Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil memilih berpamitan kepada warga Jawa Barat.

Nama Ridwan Kamil sebelumnya juga ramai diperbincangkan, diprediksi bakal mendampingi Ganjar Pranowo sebagai Cawapres.

Bahkan Presiden Joko Widodo pun memasukan Ridwal Kamil dalam tokoh yang pantas mendampingi Ganjar.

Pasangan Ganjar-Ridwan diprediksi sebagai pasangan yang kuat. Sebab, dari sisi demografi, kedua daerah itu memiliki jumlah penduduk yang paling banyak di Indonesia.

Pada Pemilu 2019 lalu, DPT Jabar mencapai sekitar 33 juta, sedangkan DPT di Jateng sekitar 27,9 juta.

Sementara Daftar Pemilih Hasil Tetap Hasil Perbaikan ke-2 (DPTHP-2) yang dicatat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) 2019 sebanyak 192,83 juta jiwa.

Sinyal-sinyal Ridwan Kamil dampingi Ganjar terungkap ketika ia berpamitan kepada warga Jabar saat memberi sambutan Sholat Idul Fitri di Masjid Raya Al Jabbar, pada Sabtu (22/4/2023).

Ridwan Kamil mengatakan, tahun ini merupakan tahun terakhirnya bersama Wakil Gubernur Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, menjabat sebagai pemimpin Provinsi Jabar.

Selain memohon maaf atas segala kekurangan selama ia menjabat, Ridwan Kamil juga melaporkan bahwa Jabar telah menerima 510 penghargaan pada periode kepemimpinannya.

“Sekaligus tadi saya pamit bersama Pak Uu, karena ini mungkin Lebaran terakhir bersama, karena tahun-tahun depan kami tidak tahu takdir Allah seperti apa,” kata Ridwan Kamil, Sabtu (22/4/2023).

“Tapi minimal di hari ini kami menyampaikan permohonan maaf dan pamit, mudah-mudahan warga Jawa Barat bisa menerima plus minusnya apa yang sudah kami dedikasikan,” sambungnya.

Selain menyampaikan permintaan maaf dan berpamitan kepada warga Jabar, pada momen itu, Ridwan Kamil juga mengucapkan selamat kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, yang telah ditunjuk PDI-P sebagai capres pada Pemilu 2024.

“Selamat untuk Pak Ganjar menjadi capres dari PDI-P, didoakan lancar-lancar dan terkabul apa yang dicita-citakan,” ungkapnya.

Menurut Ridwan Kamil, Presiden dan Wakil Presiden RI serta Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar telah ditakdirkan.

“Siapa pun yang akan menjadi pemimpin sudah ada takdirnya,” jelasnya.

Dia menilai, siapa pun bisa menjemput takdir itu dengan cara yang baik.

Ridwan Kamil juga berpesan agar warga Jabar dan seluruh Indonesia tidak bertengkar dalam proses pemilihan.

“Siapa pun yang jadi (pemimpin), sudah ada garis tangannya. Tidak usah kita sampai seperti tahun-tahun sebelumnya,” tutur Ridwan Kamil.

Sandi Ikut PDI P Dampingi Ganjar 2024?

Perebutan kursi RI 1 dan 2 melalui Pilpres 2024 bakal semakin panas.

Nama Sandiago Uno pun ikut meramaikan bursa calon wakil presiden setelah Ganjar Pranowo diumumkan PDI P sebagai Calon Presiden (Capres) 2024.

Nama Sandi disebut Presiden Jokowi. Sandi dianggap Jokowi berpotensi jadi Cawapres Ganjar Pranowo disamping nama lainnya, seperti Prabowo Subianto, Mahfud MD, Erick Thohir dan tokoh lainnya.

Tapi, jagoan Gerindra (Cawapres) di Pilpres 2019 itu sudah meninggalkan Gerindra.

Lantas ke mana Sandiaga Uno berlabuh?

Sandi Ikut PDI P Dampingi Ganjar 2024?

Bagaimana reaksi petinggi Partai Gerindra?

Petinggi Gerindra Ahmad Muzani: Rawe-rawe rantas

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gerindra Ahmad Muzani mengaku tak khawatir jika harus berhadapan kembali dengan PDI-P dalam kontestasi pemilihan presiden (pilpres).

Meskipun, Gerindra dan PDI-P selalu berada di dua poros koalisi yang berbeda pada Pilpres 2014 dan 2019.

“Rawe-rawe rantas, malang-malang putung (yang merintangi maksud dan tujuan harus disingkirkan),” ujar Muzani di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (23/4/2023).

Muzani menganggap tak ada yang salah jika Gerindra dan PDI-P harus kembali menjadi kompetitor untuk memperebutkan kursi RI-1.

Dalam pandangannya, situasi itu biasa terjadi dalam sistem politik Tanah Air.

“Kita dengan PDI-P sama, kita dengan PDI-P kadang-kadang berbeda. Demikian juga dengan partai-partai lain. Jadi enggak ada problem,” paparnya.

Meski begitu, lanjut Muzani, Gerindra tak ingin terburu-buru menentukan sikap. Apalagi saat ini Gerindra merupakan salah satu partai politik (parpol) yang ikut menjajaki pembentukan koalisi besar.

“Meskipun masa pendaftaran (capres-cawapres) itu tidak terlalu panjang, tapi kan temponya masih ada. Sehingga kita akan terus mengikuti dinamika itu dengan baik,” imbuhnya. Diketahui saat ini PDI-P telah memilih Ganjar Pranowo untuk menjadi capresnya pada Pilpres 2024.

Sementara itu, Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yang dihuni Gerindra dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum menemukan kesepakatan soal pengusungan capres.

Malahan, KIR dan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dibentuk oleh Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah berupaya membentuk koalisi besar.

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menyebut koalisi itu dengan Koalisi Kebangsaan.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan, Prabowo Subianto merupakan figur calon presiden (capres) yang dibutuhkan masyarakat.

Ia menganggap Prabowo memiliki daya tarik, yaitu bisa diterima semua pihak.

“Saya lihat bahwa situasi dan kondisi sekarang ya kita membutuhkan orang seperti Pak Prabowo. Pak Prabowo ini seperti jalan tengah menurut saya,” ujar Fadli ditemui di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (23/4/2023).

“Jalan tengah itu menurut saya jalan yang bisa diterima oleh semua pihak. Artinya baik kanan maupun kiri,” kata dia lagi.

Ia menyatakan, Gerindra akan terus berupaya agar Prabowo tetap maju sebagai capres.

Alasannya, Prabowo memiliki tingkat elektabilitas yang tinggi saat ini.

“Dari sisi Gerindra, dari sisi kami, tentu kita sudah bulat mendukung Pak Prabowo sebagai capres.” tutur dia.

Fadli pun tak khawatir elektabilitas Prabowo bakal tergerus karena PDI-P sudah mengusung Ganjar Pranowo sebagai capres.

Ia mengaku tak merasa resah meskipun nantinya Presiden Joko Widodo bakal lebih sering menunjukan kedekatan dengan Ganjar ketimbang Prabowo.

“Saya kira seperti Pak Jokowi sampaikan, kalau elektabilitas Pak Prabowo kan lebih banyak karena Gerindra dan Pak Prabowo sendiri,” imbuh dia.

Diketahui Prabowo menunjukan sinyal enggan maju sebagai cawapres Ganjar.

Hal itu disampaikan pasca Prabowo bertemu dengan Jokowi di Solo, Jawa Tengah, Sabtu (22/4/2023).

“Partai mencalonkan saya sebagai capres. Partai saya agak kuat sekarang,” ungkap dia.

Sandiaga Uno Pamit

Sandiaga Uno atau Sandi akhirnya pamit meninggalkan partai yang ikut membesarkan namanya, Gerindra.

Bagaimana reaksi Partai Gerindra setelah Sandi pergi dan kini Gerindra berhadapan dengan PDI Perjuangan yang sudah menjagokan Ganjar Pranowo sebagai Capres 2024?

Ya, Sandi membenarkan dirinya sudah pamit dari Gerindra.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) mengungkapkan dirinya menyurati Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto seusai pamit dari Gerindra.

Sandi mengatakan surat tersebut telah dititipkannya kepada Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

“Surat tertutup untuk Pak Ketum melalui Ketua Harian Pak Dasco,” kata Sandi di kediaman Dasco, Jalan Denpasar, Kuningan, Jakarta, Minggu (23/4/2023).

Tangapan Sandiaga Uno

Sandiaga Uno menangggapi tawaran yang menyebutkan bahwa Sandiaga dinilai cocok menjadi cawapres menemani Ganjar Pranowo.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan dirinya merasa tidak tepat memberikan pandangan soal penyataan tersebut.

“Tentunya Pak Presiden menyampaikan beberapa nama, namun saya ini bukan pada kapasitasnya (mengomentari),” ujar Sandiaga.

Adapun pernyataan itu disampaikan menanggapi komentar Presiden Joko Widodo yang menyebut sejumlah nama layak menjadi pendamping Ganjar dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan salah satu kandidat yang cocok adalah Sandiaga yang kini juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf).

Sandiaga berpandangan, yang memiliki kapasitas untuk memberikan komentar itu adalah para pimpinan partai politik (parpol), misalnya, Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono.

“Yang pada kapasitasnya, yang bisa menentukan ini Pak Mardiono dan pimpinan partai politik,” kata dia.

Terakhir, Sandiaga mengaku hanya ingin fokus bekerja untuk membantu masyarakat.

“Bagi saya, saya akan terus berjuang untuk menatap aspirasi masyarakat, menghadirkan solusi,” imbuh dia.

Diketahui, Sandiaga mengunjungi kediaman Mardiono dan melakukan pertemuan selama 1,5 jam.

Sebelumnya, Sandiaga telah lebih dulu mendatangi Prabowo di Jalan Kertanegara, Jakarta, Sabtu pagi.

Adapun Sandiaga tengah mempertimbangkan keputusannya untuk hengkang dari Gerindra dan bergabung dengan PPP.

Ia menuturkan, keputusan bakal segera diambil pasca perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah.

Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhamad Mardiono menilai, Sandiaga Uno cocok untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres) Ganjar Pranowo.

“Menurut saya sih cocok, karena waktu itu Pak Presiden juga sudah mengatakan cocok. Jadi, Ganjar dengan Pak Sandi cocok,” ujar Mardiono, setelah bertemu empat mata dengan Sandiaga, di kediamannya di Permata Hijau, Jakarta, Sabtu (22/4/2023).

Namun, ia mengaku belum bisa menentukan posisi yang cocok untuk Sandiaga jika akhirnya memilih untuk bergabung dengan PPP.

Mardiono perlu membuka ruang diskusi dengan jajaran elit PPP sebelum memberikan keputusan.

“Ya nanti akan kita bicarakan ya, sesuai dengan mekanisme partai,” sebut dia.(Nino/Ade Suhendi)

By Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *