Iklan Djabar Pos

Test Wawasan Kebablasan ?, Krusial Ideologi, Seharusnya Komunisme dan Khilafah Yang di Eliminir, Bukan Al-Qur’an

Komunisme, jelas tidak boleh hidup lagi di Indonesia, dan yang perlu mendapatkan penjelasan khusus di dalam tulisan singkat ini, tentunya terkait khilafah, yang pelarangannya diterbitkan terakhir kali melalui produk perundang-undangan NKRI.

Ijtihad di atas Ijtihad Barisan Islam Moderat (BIMA); dari sudut SIYASAH, di dalam Islam itu tidak kaku, Al-Qur’an tidak mengajarkan harus dengan sistem Khilafah, prinsipnya Umat Islam harus selalu bermusyawarah untuk menciptakan Kesejahteraan dan Keadilan.

Iklan Djabar Pos

Jika Umat Islam berpikiran Konservatif Ortodoks, ingin menciptakan Khilafah itu adalah kontra produktif dan banyak menimbulkan masalah, contoh konkrit ISIS yang jelas-jelas ingin mendirikan Khilafah.

Sehingga Radikalisme Islam di Indonesia, sempat marak berbai’at kepada ISIS, dan kita tahu mengapa Munarman, sekretaris FPI di tangkap, karena ada bukti-bukti video, ikut berbai’at pengakuan dan kesetiaan terhadap ISIS

Khilafah ISIS ini, sama halnya dengan Khilafahnya Muawiyah, yaitu Khilafah setelah Ali bin Abi Thalib r.a. Khilafah Islam yang di pimpin oleh Muawiyah bin Abu Sofyan sangat keji dan sadis, hingga terjadi memenggal kepala Hasan dan Husein, cucu dari Rasullullah Muhammad S.A.W., yang di anggap mengancam Khilafahnya, demikianlah sejarah kelam yang namanya Khilafah, jadi Khilafah itu tidak semuanya baik, bergantung Khilafahnya juga, yang sadis dan korup juga terjadi di dalam sistem Khilafah.

Dengan melihat secara komprehensif terkait khilafah, sudah tepat dan benar INDONESIA melarang HTI sebagai penganut pikiran Islam Ortodoks Konservatif, yang beritikad mendirikan kembali Khilafah.

Zaman sudah sangat berubah, tidak ada lagi satu bangsa manapun di dunia, yang mau menerima di dalam kendali bangsa lainnya, semua ingin setara, duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Dan kehancuran Khilafah Turki Utsmani dan Uni Soviet, sebagai Negara Super Imperium, di karenakan secara alamiah dalam manajemen pun sangat berat, lebih besar pasak dari pada tiang, lebih besar subsidi dari Negara Pusat kepada Negara-negara Bagian daripada upeti dari Negara-negara bagian kepada Negara Pusat, dengan kondisi ini, maka secara otomatis Turki dan Rusia bangkrut dan ambruk.

Dan kemudian setelah bubarnya imperium-imperium tersebut secara alamiah berdirilah negara-negara Otonom, dan tidak laku lagi upaya-upaya dan kehendak untuk menciptakan lagi negara-negara Imperium, dengan cara apapun. Kondisi ini, tentu saja sangat baik, karena semua bangsa menjadi sama derajatnya, tinggal bagaimana cara di antara negara-negara Muslim bisa melakukan KERJASAMA yang baik, dalam berbagai bidang, bahkan seharusnya mampu membuat Pakta Pertahanan Negara-negara Muslim/Non Blok, demikianlah sistem yang harus di kembangkan Umat Islam yang berpikiran Cerdas dan Moderat atau Umatan Wasaton (Umat yg bijaksana), bukan terus menerus berkutat pada pikiran-pikiran Khilafah yang Jumud, Kaku, Bodoh, Konservatif dan Ortodoks, yang secara alamiah sunatullah sudah tidak sesuai dengan zaman.

Patut di ingat, yang tidak bisa berubah itu di dalam Islam adalah Tauhid, Iman dan Akhlak, sementara Siyasah (politik) dan Syari’ah (hukum) sangat bisa berubah, dengan tentunya tetap mengacu kepada AL-QUR’AN, dengan contoh dan Varian yang sangat Kaya. Allahu Akbar

Gambar ini memiliki atribut alt yang kosong; nama berkasnya adalah SELANJUTNYA-1024x205.jpg

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *