DJABARPOS.COM, Banyuwangi – Laut Selat Bali kembali menelan korban. Sebuah kapal feri bernama KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam pada Rabu malam, 2 Juli 2025, saat berlayar dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali. Peristiwa memilukan ini menewaskan sedikitnya 6 orang, dan lebih dari 30 penumpang masih dinyatakan hilang.
Kapal naas itu mengangkut 65 orang yang terdiri dari 53 penumpang dan 12 kru, serta membawa 22 kendaraan. Sekitar pukul 23.30 WIB, kapal mengalami kerusakan mesin dan listrik padam (blackout) di tengah perjalanan. Cuaca buruk dan gelombang tinggi membuat kapal oleng, terbalik, dan akhirnya tenggelam di perairan yang dikenal rawan arus kuat.
“Mesin mati, kapal tidak bisa dikendalikan. Gelombang tinggi langsung menghantam, dan dalam hitungan menit kapal terbalik,” ungkap seorang penyintas yang berhasil dievakuasi tim SAR.
Tim penyelamat dari Basarnas, TNI AL, dan relawan langsung diterjunkan. Dalam kondisi cuaca buruk dan visibilitas rendah, mereka berhasil mengevakuasi setidaknya 28 orang dalam keadaan selamat. Namun pencarian sempat dihentikan sementara pada malam hari dan dilanjutkan esok paginya.
Dari korban tewas yang telah ditemukan, salah satunya adalah seorang ibu yang ditemukan memeluk anaknya—keduanya sudah tidak bernyawa. Kisah tragis ini memperparah duka yang dirasakan keluarga korban yang menanti kepastian di pelabuhan.
Presiden RI Prabowo Subianto langsung menginstruksikan tanggap darurat nasional dan mendesak penyelidikan menyeluruh terkait insiden tersebut. Dugaan awal mengarah pada kerusakan teknis dan kemungkinan masalah dalam sistem keselamatan kapal.
Sementara itu, suasana di pelabuhan Ketapang dan Gilimanuk masih dipenuhi isak tangis, doa, dan harapan dari para keluarga yang menunggu kabar orang terdekat mereka yang belum ditemukan. (Arsy)