DJABARPOS.COM, Gaza – Sebuah video dari ponsel milik salah satu korban mengungkap kebohongan militer Israel terkait pembantaian 15 petugas medis Palestina di Gaza pada 23 Maret 2025. Dalam video berdurasi enam menit itu, terlihat jelas para korban mengenakan atribut medis lengkap dan menyalakan lampu identifikasi—tanda bahwa mereka sedang menjalankan misi kemanusiaan.

Namun, tanpa ampun, tentara Israel tetap menghujani mereka dengan tembakan. Ambulans dan kendaraan tanggap darurat yang mereka gunakan dihancurkan dalam serangan brutal tersebut.

Militer Israel awalnya berdalih bahwa mereka menargetkan militan Hamas dan Jihad Islam. Tapi bukti video justru menunjukkan sebaliknya: para korban adalah tenaga medis tak bersenjata yang tengah menyelamatkan nyawa.

Lima hari setelah kejadian, tepatnya pada 29 Maret, PBB dan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) menemukan kuburan dangkal berisi jasad para korban. Dari total 17 orang dalam konvoi, 15 ditemukan tewas, satu selamat setelah ditahan, dan satu lainnya masih belum ditemukan.

PRCS memastikan delapan dari korban adalah kru mereka. Sisanya merupakan anggota tim pertahanan sipil dan staf dari badan kemanusiaan PBB. Organisasi kemanusiaan menilai peristiwa ini sebagai pelanggaran berat terhadap hukum internasional, yang melindungi tenaga medis dalam konflik bersenjata.

Tekanan global pun meningkat. Setelah bukti video tersebar luas, militer Israel terpaksa mengubah pernyataannya. Kini, mereka mengklaim sedang melakukan penyelidikan internal. Meski begitu, beberapa media Israel tetap menyebut korban sebagai militan—tanpa menunjukkan bukti apa pun.

PBB dan PRCS menuntut investigasi independen dan transparan untuk mengungkap kebenaran dan memastikan keadilan bagi para korban. Dunia menunggu, agar tragedi kemanusiaan semacam ini tidak lagi terulang.(Arsy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *